Terkini di PLD:
Loading...
,

Monthly DisabiliTEA Edisi November: Peraga Tata Surya untuk Tunanetra





Hari ini (Rabu, 24/11) Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga mengadakan acara rutin diskusi bulanan “Monthly DisabiliTea” yang bertempat di kantor PLD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sesuai dengan pergantian nama kegiatan ini semenjak Oktober lalu, maka konsep acaranya pun menjadi lebih berbeda. Sebelum memasuki ruangan hadirin dapat mengambil sendiri camilan dan minuman teh yang berada di dekat pintu masuk.


Diskusi juga menjadi lebih santai, seolah tak ada sekat antara pembicara dan peserta. Mereka dapat duduk bersama dan berdiskusi satu sama lain. Gagasan “Monthly DisabiliTea” membuat hadirin lebih nyaman dan suasana diskusi menjadi lebih hidup. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai pertanyaan dan tanggapan yang berdatangan.

Di bulan November ini, diskusi bulanan mengangkat satu tema difabilitas tentang alat peraga yang diperuntukkan bagi siswa difabel netra, berjudul “Pengembangan Alat Peraga Sistem Tata Surya bagi Siswa Tunanetra”yang merupakan hasil penelitian dari Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) UIN Sunan Kalijaga Eliza Efina, S,Pd.Si, yang penelitiannya menjadi salah satu pemenang beasiswa PLD 2014.

Diskusi berjalan lancar, diawali dengan presentasi latar belakang permasalahan oleh Eliza, paparan analisis kebutuhan, tujuan penelitian, model penelitian, hasil penelitian hingga kesimpulan. Menurutnya, mata pelajaran sistem tata surya terbilang sulit dipelajari bagi siswa tunanetra karena sifatnya abstrak dan tidak mungkin dijangkau secara langsung oleh manusia. Oleh karena itu, ia menjadi terdorong untuk menciptakan alat peraga ini.

Eliza mengambil metodologi penelitian Research and Development yang hasil akhirnya adalah sebuah produk. Eliza menjelaskan secara runtut proses penelitiannya, mulai dari pra penciptaan, proses perancangan, saat uji coba, masa revisi, sampai tahap penilaian.

Setelah pembicara memaparkan materinya, disusul dengan uji coba alat peraga oleh salah satu mahasiswa difabel netra yang hadir. Ridwan Akbar, mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) menguji alat tersebut. Akbar memberikan testimoninya bahwa alat peraga sistem tata surya buatan Eliza sudah aksesibel dan memberikan kemudahan siswa bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam memahami sistem tata surya. Furqon, mahasiswa difabel netra lain yang hadir juga memberikan apresiasi terhadap temuan alat itu. Ia memberi masukan alangkah baiknya alat segera disosialisasikan ke sekolah-sekolah di Indonesia, utamanya di Yogyakarta. Prima, mahasiswa difabel netra jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) pun terkagum-kagum dengan temuan alat peraga Eliza. Tambahnya lagi, ia belum pernah menemui alat peraga semacam ini.

Mahasiswa difabel netra lain bernama Rio memberi saran sebaiknya ditemukan juga alat-alat peraga yang lain agar memudahkan siswa difabel netra, semisal alat yang menjelaskan teori tentang atom. Ia juga menanyakan apakah saat mau meminjam alatnya bayar atau tidak, Eliza menjawab sekarang alat peraga sudah menjadi milik Prodi Pendidikan Fisika, jadi kalau ingin meminjam membawa surat pengantar saja, tidak perlu membayar.

Sebelum mengakhri acara diskusinya, tak lupa pembawa acara mengingatkan bahwa bulan depan akan ada seri Monthly DisabiliTea dengan tema yang berbeda lagi, jadi tunggu saja di bulan Desember mendatang. (IIS)

Kabar terkait ...

0 comments