Sabtu lalu (17/01/15) adalah hari istimewa bagi kawan-kawan PLD dan Forsi UIN Sunan Kalijaga. Akhirnya agenda rekreasi yang telah direncanakan jauh-jauh hari oleh Forum Sahabat Inklusi (Forsi) terlaksanan juga. Lebih istimewa, rekreasi ini juga diikuti oleh beberapa bintang tamu seperti Bapak Arif Maftuhin, Ibu Astri Hanjarwati, dan Ibu Umi Latifah beserta suaminya. Ditambah lagi kami kedatangan sekitar tiga teman lain beserta istri dari kawan kita yang sudah menikah, Mas Beni dan Mas Fikri. Pada dasarnya kegiatan ini memang tidak diperuntukkan bagi PLD dan Forsi saja, dalam publikasinya panitia membuka kanal seluas-luasnya – membolehkan siapapun ikut asalkan membayar biaya rekreasi dan mengikuti ketentuan, semisal datang tepat waktu, membawa kado silang dan terlibat dalam kegiatan yang telah disusun oleh panitia.
Pukul 08.00 rombongan berangkat menuju tujuan obyek wisata pertama yakni Pantai Ndrini. Dalam perjalanan bus dipenuhi oleh canda tawa teman-teman. Mendadak bus seolah menjadi mini panggung yang diisi oleh penyanyi-penyanyi yang secara bergantian melantunkan lagu andalannya. Mas Fikri mengisi sebagai gitaris permanen yang mendampingi penyanyi kenamaan seperti Prima dengan lagu andalan “Kemesraan” dan Mocopat “Asmaradhana”-nya, sumbangan suara merdu Mbak Wiwit yang menyanyikan “Hujan” milik Utopia. Lalu ada Irma dengan lagu pop andalan dan “Layang Sworo”-nya, penyanyi kenamaan Amanda yang juga menyemarakkan panggung dengan membawakan tembang berjudul “Mawar Biru” dan dua lagu pop lainnya milik Fathin dan Citra Scholastika, ditambaah beberapa hiburan lainnya yang membuat suasana perjalanan menjadi semarak dan tak menjemukan. Hingga tak terasa 2 sekitar dua jam lebih perjalanan dilalui dan kami tiba di Pantai Ndrini.
Sekitar pukul 10.30 kami tiba di pantai Ndrini. Pantai ini terletak sejajar dengan pantai-pantai lainnya di Gunung Kidul seperti Pantai Baron dan Pantai Kukup. Hal yang membuat Pantai Drini istimewa adalah pantainya lebih sepi, airnya masih lumayan jernih dan berpasir putih. View pantai Ndini juga indah, ombaknya lebih tenang dibanding pantai lainnya. Acara dilanjutkan dengan istirahat sejenak dan perkenalan semua yang hadir. Salah satu tujuan acara ini memang untuk saling mengakrabkan satu sama lain. Karena masih ada beberapa kawan yang belum mengenal kawan lainnya. Sambil perkenalan panitia juga membagi kelompok-kelompok games yang akan dimainkan sebentar lagi. Kelompok terdiri dari 5 dan masing-masing anggota sekitar 5-6 orang.
Namun sebelumnya terdapat selingan acara yang telah ditunggu-tunggu oleh kami, yaitu momen tukar kado. Kegiatan ini seru – seluruh peserta diminta memejamkan mata. Kami harus berdiri secara melingkar, sambil menyanyikan lagu Balonku Ada Lima kado berputar dari satu tangan ke tangan lainnya. Mendapat aba-aba dari panitia akhirnya nyanyian pun berhenti dan setiap peserta mendapatkan satu kado yang bukan miliknya. Saat itu juga semua penasaran kado seperti apa yang didapatkannya. Kemudian kado pun dibuka dan... Suprise! Kami pun senang mendapatkan kado dari teman lain. Ada yang mendapatkan buku, alat tulis, potong kuku, botol minuman, makanan, dan masih banyak lagi.
Selesai silang kado ada satu acara menarik lagi yang telah disiapkan oleh panitia, yaitu “Waktunya Games!” Sebelumnya panitia telah menyiapkan lokasi permainan yang berada di pesisir Pantai Ndrini. Meskipun cuaca saat itu cukup panas namun tak menyurutkan semangat tiap kelompok untuk mengikuti games. Ada tiga games yang harus dilalui setiap kelompok. Pertama bakiak, permainan adu kekompakan antara dua kelompok dengan mengganti bakiak dengan tali rafia. Kaki-kaki setiap anggota kelompok diikat dan dikaitkan satu sama lain dengan tali rafia. Mereka harus berlomba kecepatan dengan kelompok tandingan berjalan menuju garis finish. Ada kelompok yang berhasil mencapai garis finish, tak sedikit kelompok yang gagal dan jatuh di tengah perjalanan. Ada pula yang memaksakan anggotanya untuk berjalan padahal belum siap, akibatnya semua jadi terjatuh.
Kemudian game yang tak kalah seru adalah tarik tambang dan estafet sarung. Kelompok yang sudah selesai mengikuti satu game harus berpindah melewati game lain. Semangat antar kelompok juga terlihat saat bermain tarik tambang. Dengan penuh kekuatan kelompok saling tarik-menarik tambang untuk memenangkan permainan. Tak jarang ada saat berhasil menarik ada kelompok yang terjatuh, ada juga yang telapak tangannya hingga berwarna kemerah-merahan. Keadaan itu tak melunturkan semangat peserta hingga mereka melewati semua permainan hingga usai. Permainan ketiga adalah estafet sarung. Antar anggota kelompok harus berlomba melakukan estafet sarung hingga mencapai garis finish. Ada yang gagal dan ada yang menang. Sudah menjadi biasa karena pada dasarnya tidak ada yang namanya kegagalan. Kegagalan adalah kemenangan yang tertunda, begitulah kata pepatah.
Selesai games kami beristirahat sejenak untuk makan siang dan sholat dzuhur. Kala itu waktu telah menunjukkan pukul 13.00 lewat. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pantai Baron. Khusus di pantai ini acara bebas dan peserta boleh menikmati keindahan Pantai Baron sepuasnya. Sesampainya di parkiran pantai, ada satu teman kami dengan semangat langsung menuruni bis dan menuju pantai sendiri. Sepertinya teman kami yang bernama Furqon ini sudah ngidam berat ingin bermain air di laut. Berbekal celana pendek dan kaos dia menyusuri jalan dan menuju pantai. Hal itu kemudian disusul Furqon-Furqon yang lain. Pantai sudah memeringatkan tidak boleh berenang di laut, namun sepertinya ombak dan laut terlalu menggoda kawan-kawan kita dan pengunjung lain untuk tidak mencicipinya. Tak sedikit pengunjung yang berenang di laut, ada pula yang melakukan surfing, atau sekadar duduk-duduk di dekat karang untuk menikmati indahnya pemandangan pantai seperti yang saya lakukan bersama beberapa teman yang lain.
Pantai Baron juga memiliki tujuan wisata pendakian batu karang. Beberapa dari kawan-kawan penasaran dan menaiki karang tersebut. Banyak di antara mereka yang mencapai atas dan menaiki menara. Kemudian mereka mengabadikan momen ini ke dalam kamera dalam foto bersama maupun selfie, kemudian diunggah ke media sosial. Pemandangan laut dari atas pun nampak indah, pengunjung bisa menikmati hamparan laut dan karang yang luas. Sungguh, pemandangan yang indah dan menakjubkan. Luasnya Samudera Hindia, ombak-ombak beserta bebatuan karang dipadu dengan kecerahan langit yang berwarna biru menjadi satu bukti hadiah Allah yang diberikan kepada manusia di bumi Indonesia ini. Hanya saja manusia terkadang kurang menjaganya dengan baik, mereka membuang sampah secara sembarangan di pinggir pantai atau sekitar karang, sehingga berkuranglah keindahan itu.
Puas berenang dan menikmati keindahan Pantai Baron, peserta pun bergegas menuju pemberhentian bus. Yang berenang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lainnya ada yang berkeliling membeli oleh-oleh, membeli makanan, sholat ashar, ada pula yang duduk-duduk menunggu kawan lainnya. Sekitar pukul 16.00 lewat kami bergegas pulang meninggalkan pantai-pantai Gunung Kidul yang indah itu. Mungkin dalam setiap hati dari kami berharap, semoga saja, semoga saja suatu saat kami bisa kembali lagi ke sini, rekreasi, bermain, dan membuat cetak kenangan jika kita pernah bersama-sama menikmati dan mensyukuri keindahan alam di Pantai Ndrini dan Pantai Baron. (Iis)
Yogyakarta, 24 Januari 2015