Pusat Layanan Difabel (PLD) mengadakan pelatihan untuk alumni mahasiswa difabel UIN Sunan Kalijaga pada Senin, 27 September 2021. Kegiatan yang digelar secara daring ini bekerja sama dengan Kerjabilitas.com, jaringan sosial karir yang menghubungkan penyandang disabilitas dengan penyedia kerja inklusi di Indonesia. Platform ini menjadi jembatan bagi para peniti karier difabel untuk mendapat informasi kesempatan kerja yang sesuai, sekaligus menjadi wadah komunikasi tentang isu dunia kerja, baik secara visual, audio maupun video. Kepala PLD, Dr. Astri Hanjarwati, berharap Training Fresh Graduate ini dapat menjadi bekal bagi alumni mahasiswa difabel dalam menghadapi dunia kerja.
Tety Sianipar, wakil direktur Kerjabilitas dalam sesi pemaparannya menyampaikan terkait karier dan kesempatan kerja bagi difabel. Tety memulai diskusi dengan batasan pengertian antara pekerjaan dan karier. Menurutnya pekerjaan cenderung terkait pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan karier adalah perjalanan dari pekerjaan yang ditentukan dan lebih mengarah pada status sosial. I mendorong para peserta untuk memiliki gambaran besar masa depan karier yang ditekuni.
Di masa pandemi, ada sekitar tujuh juta kasus PHK karena menurunnya aktivitas ekonomi. Namun, data yang dihimpun Kerjabilitas justru menyatakan bahwa penempatan tenaga kerja difabel lebih tinggi di masa pandemi. Hal tersebut dikarenakan sistem kerja Work From Home (WFH) yang cenderung toleran dalam melakukan wawancara kerja secara maksimal. Seperti misalnya mobilitas difabel ketika akan wawancara, kini lebih bisa aksesibel. Proses kualifikasi jarak jauh dari rumah dinilai lebih meningkatkan kepercayaan diri, sehingga kemungkinan penerimaan lebih tinggi. Kesempatan kerja lebih setara.
Kemudian Aloysius Bram, salah satu carrier coach Kerjabilitas menjelaskan lebih lanjut terkait tiga lingkaran karier impian. Lingkaran yang ada pada tiap individu ini saling bertumbukan sehingga menciptakan irisan. Diantaranya kompetensi, yaitu keterampilan yang dimiliki dan bisa dijual. Kompetensi sendiri adalah sesuatu yang bisa dikembangkan dengan pelatihan-pelatihan. Selanjutnya adalah lingkaran nilai yang merupakan prinsip hidup. Setiap individu pun harus menggali potensinya dahulu ketika ingin merencanakan karier.
Aspek ini menjadi penting karena dalam konteks karier, nilai atau prinsip hidup seorang individu akan menjadi pegangan seumur hidup dalam menjalankan pekerjaan. Selanjutnya adalah lingkaran minat yang mendorong seseorang untuk bergerak atas kehendaknya sendiri dengan sepenuh hati. Dari ketiga lingkaran tersebut, untuk menemukan arah karier yang matang dan sesuai, perlu ditemukan titik temu diantara ketiganya. “Ini harus direncanakan secara tertata agar tak terbawa arus dan sesuai dengan segitiga karier yang dimiliki,” pungkas Tety, sembari melempar pelatihan pagi itu pada peserta dengan diskusi interaktif.
Dina Tri Wijayanti
0 comments