PUSAT LAYANAN DIFABEL LPPM UIN SUNAN KALIJAGA
Minggu 4
Siapakah yang difabel itu
Bapak ibu dosen dan Sahabat inklusi yang saya muliakan…
Ada pertanyaan: “mengapa sih kita harus keluarkan biaya besar melayani mahasiswa difabel yang jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan ribuan mahasiswa lain yang itu pun belum maksimal kita layani”...dan seterusnya…Sekilas pertanyaan ini mungkin dirasa wajar-wajar saja…
Jadi begini…Entah yang ke berapa kali saya mendengar pertanyaan senada itu…biasanya reaksi pertama saya adalah tersenyum, bukan karena saya murah senyum, tetapi karena ingin sekedar menetralisir suasana dari pertanyaan tersebut…
Ketahuilah... bahwa banyak di antara mahasiswa difabel yang sebenarnya mereka baru mengalami kondisi difabel tersebut di tengah-tengah perjalanan hidupnya, bukan sejak lahir. Mereka menceritakan kepada saya...ada yang mengalami difabel saat usia SD, ada yang di usia SMP dan bahkan ada juga yang mengalami difabel saat menjadi mahasiswa, lalu oleh Universitas sebelumnya dia tidak lagi dibolehkan untuk melanjutkan kuliah, dengan alasan keilmuan di prodi tersebut katanya tidak bisa dipelajari oleh tuna netra - dia menjadi difabel netra akibat situasi medis yang dideritanya. Akhirnya dia memutar balik harapannya dengan mendaftar menjadi mahasiswa difabel di UIN Jogja dan dia lulus mendapat gelar sarjana... Beberapa orang tua bahkan ada yang menceritakan pengalaman anaknya sambil menetes air mata (kami TIM Ahli di PLD sudah biasa melakukan wawancara calon mahasiswa difabel itu bersama orang tuanya satu per satu pada saat mereka mengikuti proses pendaftaran kuliah di UIN Jogja)
….sehingga hikmah dari berbagai fakta tersebut, andaikan saya balik bertanya kepada si penanya, apakah anda bisa menjamin anda tidak akan menjadi difabel dalam perjalanan hidup anda?...saya yakin jawabannya tidak berani menjamin… kalau pun ada yang berani menjamin…saya tidak tahu bagaimana dia bisa
Jawaban tersebut sebenarnya juga akan menunjuk kepada pertanyaan dia di atas itu…oleh karenanya jika kita berbicara tentang difabel dan kita memberikan layanan akses kepada mahasiswa difabel di kampus, itu sebenarnya kita juga sedang membicarakan dan sedang melayani diri kita semua bukan hanya semata-mata melayani mahasiswa difabel tersebut.
kita semua mampu naik ke lantai 2 di Gedung kampus karena kita dilayani oleh keberadaan tangga ataupun eskalator, tanpa akses tersebut kita semua tidak bisa naik, kita semua jadi "difabel", itulah yang dimaksud layanan akses. Kita semua sama-sama membutuhkan akses yang inklusif. Saudara kita yang Difabel juga membutuhkannya dalam bentuk yang berbeda beda sesuai dengan jenis disabilitasnya … Istilah "disabilitas" atau “difabel” lebih merujuk pada ketidakmampuan karena diskriminasi dan tidak diberikan akses serta akomodasi yang layak
UIN Sunan Kalijaga : “Empowering knowledge, shaping the future”
Koordinator Pusat Layanan Difabel UIN SUKA. Salam inklusi untuk kita semua...
Asep Jahidin
0 comments