PUSAT LAYANAN DIFABEL LPPM UIN SUNAN KALIJAGA
Tadarus Difabel Minggu 13
"Pemilu Inklusi: Mengapa Petitum Mahasiswa UIN Jogja Renaissance di MK"
Sahabat inklusi yang mulia...
… “Kalau mengacu pada putusan MK, hal inklusif yang bisa dipelajari itu kesetaraan semua pihak di mata konstitusi”, kata seorang mahasiswa difabel di PLD menanggapi pendapat temannya...Kami memperbincangkan kesuksesan empat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Faisal Nasirul Haq, Enika Maya Oktavia, Tsalis Khoirul Fatna, dan Rizki Maulana Syafei yang berhasil mengubah pendirian Mahkamah Konstitusi setelah 32 kali menolak gugatan yang sama, hingga akhirnya MK mengabulkan uji materiil atas presidential threshold (ambang batas pencalonan Presiden) yang diajukan oleh 4 mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini...Obrolan kami tumpah ruah kemana mana, khas warung kopi.
Dalam ingatan positif kami, setidaknya momen ini adalah untuk kedua kalinya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga terlihat lebih pintar dari dosennya (tapi justru ini adalah prestasi tertinggi seorang pendidik. (Ciri² dosen sukses: “Dosen sukses adalah dosen yang mampu melahirkan mahasiswa yang lebih pintar dari dosennya…”). Sebelumnya juga ada mahasiswa, namanya Fahrul Nurkolis (cari di google...) yang juga prestasinya jauh meninggalkan prestasi dosennya dalam hal menulis di Jurnal Internasional Bereputasi dengan nyaris mencapai seratus artikel telah terbit di jurnal Scopus yang kredibel (sebenarnya, dalam hal ini dosennya tidak boleh kalah sih, tapi ya itu tadi… ciri-ciri dosen sukses, haha…)
Ya sudah…Kita Kembali ke MK…Untuk aksesibilitas difabel, keputusan MK menghapus presidential threshold ini sangat penting karena bisa berdampak kepada peningkatan atmosfer inklusif dalam politik praktis, sehingga dengan menghapus ambang batas, maka peluang bagi calon dari berbagai latar belakang, termasuk difabel, menjadi lebih terbuka...meskipun implikasi pada tingkat teknis pasti sangat rumit dan perlu kesiapan
Dengan sistem yang lebih inklusif tersebut, difabel dapat lebih mudah berpartisipasi dalam proses politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai calon pemimpin...dan meningkatkan keterwakilan mereka dalam panggung politik nasional…semua itu adalah sebagian dari kontribusi penting bagi sistem politik di Indonesia yang diberikan oleh empat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga setelah berjuang secara akademik di MK itu...dan pulang ke kampus sebagai pahlawan…
Para mahasiswa difabel sedang ikut memetik nilai positif dari keberhasilan teman mereka di MK itu…Kami mentadaruskannya untuk tujuan meraih hikmah dari momentum baik ini, mengkaji cara pandang
PLD terhadap keputusan MK tersebut…Cara pandang mahasiswa difabel sebagaimana salah satunya saya catat di atas itu...
Kami di PLD merayakannya dengan menjadikan prestasi tersebut sebagai cermin bagi seluruh mahasiswa, termasuk para mahasiswa difabel untuk ikut membangun aksesibilitas dalam sistem kenegaraan di Indonesia dengan cara menanamkan Jihad Inklusi dan Aksesibilitas sejak mereka berada di sini,...di UIN Sunan Kalijaga: “Empowering knowledge, shaping the future”
Koordinator Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga
Salam inklusi…
Asep Jahidin