Berita
Menanti Gerakan Mahasiswa Difabel di Indonesia
Doc. Pertuni |
Acara yang menghadirkan 20 mahasiswa tunanetra dari berbagai universitas di Medan, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang, hingga Makasar ini bertujuan untuk memotivasi para mahasiswa tunenetra agar dapat membentuk simpul-simpul gerakan yang memperjuangkan perbaikan kondisi pendidikan tinggi bagi tunenetra, baik dari segi aksesibilitas maupun layanan akademiknya.
Dalam kesempatan yang sangat berharga itu, kepala PLD UIN Sunan Kalijaga diminta untuk membagikan pengalaman PLD sebagai pusat layanan difabel pertama di Indonesia dalam melayani para mahasiswa difabel, khususnya bagi tunenetra.
Dalam dialog yang berlangsung penuh semangat, para mahasiswa tunanetra itu selain berkisah tentang pengalaman mereka juga meminta tips-tips apa yang bisa diberikan kepala PLD untuk menghadapi, misalnya, birkorasi kampus, dosen yang tidak peduli, atau fasilitas-fasilitas yang bisa disediakan oleh sebuah unit layanan seperti PLD.
Disinggung pula dalam kesempatan itu tentang peran relawan. "Bagi PLD UIN Sunan Kalijaga, relawan itu jantung layanan kami. Sebab 100% layanan diberikan dengan dukungan para relawan." Karena itu, kepala PLD menyarankan akar upaya-upaya untuk memperbaiki layanan bagi difabel di kampus mereka juga melibatkan relawan. "Partisipasi mereka tidak hanya menjadi tenaga layanan, tetapi juga kunci dalam sosialisasi dan advokasi hak-hak difabel."
Para peserta tampak antusias untuk segara membawa pulang pengetahuan dan semangat yang mereka peroleh dari Jakarta. Sebab, selama tiga hari mereka berkumpul para fasilitataor dari Pertuni juga memberikan mereka bekal untuk merancang karir dan merencakan masa depan mereka. Dan yang terpenting, kapan gerakan mahasiswa difabel bisa membuncah? (*)
0 comments