Terkini di PLD:
Loading...

White Cane Safety Day


Kepala PLD mengikuti simulasi  menjadi tuna netra
Tunanetra bersama keluarga besar PLD
Jumat (14/10) Pusat Layanan Difabel (PLD) mengadakan acara peringatan Hari Tongkat Putih (White Cane Safety Day) yang  biasa diperingati setiap 15 Oktober. Kali ini PLD melaksanakan satu hari lebih awal. Acara ini diikuti oleh mahasiswa tuna netra dan segenap keluarga besar PLD.
Mengusung tema “Hidup bertongkat, kami pun bermanfaat”  acara dimulai di Gedung PAU UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.  Trismunandar, mewakili mahasiswa tuna netra, menjelaskan mengenai tata cara memakai tongkat. “Tongkat adalah pengganti mata. Kita dapat mengetahui apa yang ada di depan kita melalui tongkat ini. Ketika kaki kanan melangkah tongkat diarahkan ke depan kaki kiri, begitupun sebaliknya,” jelasnya.

Setelah pengarahan selesai, acara dilanjutkan dengan simulasi menjadi tunanetra dan pembagian stiker. Hal ini bertujuan untuk menarik simpati masyarakat kampus agar lebih peduli terhadap hak-hak tuna netra. Misalnya, memarkirkan kendaraan sesuai pada tempatnya agar tidak menghambat mobilitas tuna netra.

Layaknya seorang tuna netra, simulasi dilakukan  dengan mata tertutup dan memakai tongkat. Dimulai dari gedung PAU hingga menuju Gedung Rektorat  Lama. Tak mau kalah, Dr. Arif Maftuhin MA, Kepala PLD pun mengikuti dengan antusias acara tersebut.

Sampai di tempat tujuan, Kepala PLD memaparkan secara singkat sejarah dari tongkat putih. Berawal dari presiden Amerika yang mengeluarkan undang-undang  pada tanggal 15 Oktober 1964 mengenai standar keamanan tongkat untuk tuna netra. “Tongkat putih sebagai standar keamanan untuk tunanetra dan menjadi penanda bahwa yang meggunakan tongkat putih adalah tuna netra. Selain itu, tongkat putih juga diartikan sebagai simbol kemandirian ”ungkapnya.

Salah satu mahasiswa tunanetra yang berhasil menyelesaikan S2 prodi Studi Politik dan Pemerintahan dalam Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdullah Fikri M.S.I, menyampaikan bahwa PLD baru kali ini memperingati White Cane Safety Day. Ia berharap dengan adanya acara ini, para petinggi kampus dapat mengambil kebijakan untuk mengembalikan akses Difabel yang bebas kendaraan di depan Gedung Rektorat Lama.  Ia juga berkisah mengenai pengalamannya ketika menempuh S2. “Dulu ketika saya masih kuliah di Pasca Sarjana, masih ada orang yang parkir di depan pintu gedung pasca. Seharusnya, parkir sesuai pada tempat yang telah di sediakan. Tidak peduli mobil siapapun itu,” tandasnya.

Ragil, relawan PLD yang mengikuti simulasi tuna netra, menyampaikan kekagumannya pada tuna netra yang berjuang dengan menggunakan tongkat sebagai teman untuk mobilitasnya. “Hikmah yang dapat saya ambil dari simulasi ini adalah perjuangan yang sangat  luar biasa dari temen-temen tuna netra. Mereka berjuang menempuh pendidikan dengan mobilitas yang sangat sulit,” ungkap mahasiswa prodi Pendidikan Biologi ini. (faroha)

Kabar terkait ...

0 comments