Terkini di PLD:
Loading...

Tetap Kuat dalam Sedikit Cahaya


Susi saat bernyanyi dalam acara Milad PLD ke 10
Jika nama adalah do’a, maka do’a dari  nama tersebut sudah terkabul. Susi Nurkuat adalah salah satu yang kuat dari beberapa mahasiswa difabel netra di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Susi, sapaan akrabnya, mengalami disabilitas sejak lahir. Ia mampu melihat hingga jarak 3 meter. Susi masih mampu melakukan mobilitas sehari – hari tanpa menggunakan bantuan apapun.
Masalah yang dihadapi Susi adalah saat belajar. Ia kesulitan untuk membaca dan menulis. Alasan itulah yang membuatnya tak mampu lagi belajar di sekolah umum dan memulai pendidikan dasar baru di Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan mengulang dari kelas 3. “Semangat belajarku hilang karena kesulitan saat proses belajar dan ujian. Hingga akhirnya jatuh sakit. Dokter menyarankan untuk pindah sekolah ke SLB,” kisah Susi.

Di SLB, Susi menemukan dirinya. Ia mulai merajut kembali semangat belajar. Huruf braille yang semula asing baginya, dengan mudah ia serap. Jarak rumah ke SLB cukup jauh hingga memakan waktu satu jam. Susi kecil mulai belajar mandiri dengan orientasi mobilitas yang dipandu ayahnya. Bersepeda, kemudian berganti - ganti menggunakan jasa bus, Susi jalani dengan penuh harap menyongsong masa depannya.

Hijrah untuk terdidik

Selesai jenjang sekolah dasar, Susi memberanikan diri hijrah ke Solo. Ia bergabung dengan teman – teman yang memiliki disabilitas yang sama. Mereka tinggal di sebuah asrama dan bersekolah di sekolah khusus dengan kurikulum yang sama seperti sekolah umum lainnya.
Memasuki jenjang SMA, Susi memilih tetap di asrama namun melanjutkan di sekolah inklusi. Tidak banyak hambatan karena sistem sekolah yang sudah banyak memahami dan memfasilitasi dengan komputer berbicara (screen reader) serta menyediakan guru pembimbing khusus. Masa SMP dan SMA dijalani Susi dengan suka cita menemukan berbagai hal. Mengginjak bangku kuliah, Susi kembali memutuskan untuk hijrah ke kota lain. Yogyakarta adalah pilihannya sendiri.
“Sebenarnya dari SMP orangtuaku khawatir. Tapi karena aku nekad ya orangtuaku ikut mendukung,” ungkap perempuan asal Blora ini.

Saat ini  Susi sedang fokus belajar di jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan ilmu budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk proses belajar, Susi merasa memiliki kesulitan terkait tugas – tugas kuliah. Beruntung, ia dibantu teman – temannya yang bersedia membacakan tugas review atau merubah teks dalam buku ke dalam bentuk e-book.
“Kalau ujian, biasanya selalu didampingi teman –  teman PLD. Sebelum ujian kita diminta mengumpulkan jadwal ujian. Terus pihak PLD yang mengatur pendampingan,” Ujar Susi.

Bersinar dalam Melodi

Kondisi difabel  memang bukan halangan untuk dapat berekspresi sesuai minat dan kemampuan. Susi adalah salah satu buktinya. Dunia tarik suara digelutinya sejak di bangku SMP. Susi bergabung dalam sebuah grup band yang terdiri 5 orang. Semuanya difabel netra.
“Lima orang termasuk aku sebagai vokalis. Satu diantara kami tunanetra total, lainnya low vision. Dia memegang posisi gitar,” ungkap Susi.

Di sekolah, Susi semakin dikenal sebagai pemilik suara emas. Hingga banyak tawaran yang mengahmpiri untuk menyumbang suara emasnya.
“Dari acara sekolah, arisan keluarga guruku sampe acara resepsi pernikahan juga ada. Terus manggung di Cafe sama grup bandku juga pernah,” katanya lagi.
Lagu yang di bawakan Susi biasanya sesuai permintaan pemilik acara. Dari panggung ke panggung inilah Susi mendapat uang tambahan jajan. Uang yang ia dapat mulai dari 100ribu hingga 200ribu. Di usianya yang masih remaja, uang dengan jumlah tersebut tentu sangat bernilai. Terlebih dari hasil jerih payahnya sendiri. Susi yang mengasah bakatnya secara otodidak ini juga meraih prestasi melalui perlombaan seni tingkat provinsi pada tahun 2011.
“Alhamdulillah meleset dari targetku. Hanya dapat juara 3,” akuinya diiringi tawa.
Hijrah ke Yogyakarta, Susi semakin mengembangkan bakatnya. Ia juga sering diminta tampil di acara kampusnya dan terkadang sampai ke acara kampus tetangga.


Susi bukanlah satu – satunya, mahasiswa difabel netra. Tapi ia adalah satu – satunya pemilik suara emas yang dimiliki PLD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setiap orang berhak mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya. Tak terkecuali seorang difabel. Karena Tuhan menciptakan insan dalam keadaan sempurna. (faroha)

Formasi lengkap Susi bersama teman - teman tunanetra saat bernyanyi di acara Milad PLD ke 10

Kabar terkait ...

0 comments