DPD Gerkatin DIY Adakan Workshop Terapi Seni: Seni untuk Mengenal Diri
Setelah bulan lalu sukses menggelar acara seminar, bulan ini DPD Gerkatin DIY mengadakan kembali
acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental bagi
komunitas Tuli. DPD Gerkatin DIY bekerja sama dengan PLD UIN Sunan
Kalijaga dan Center for
GESI UNU Yogyakarta untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Di workshop hari pertama ini menggunakan pendekatan terapi seni untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental. Terapi seni berperan sebagai metode psikoterapi. Terapi seni juga dapat digunakan untuk menenangkan dan meningkatkan kesadaran diri bagi individu yang mengalami masalah terkait mental.
Bertempat di auditorium lantai 2 Museum Sonobudoyo, workshop pada Jumat, 9 Juni 2023 dilaksanakan. DPD Gerkatin DIY mengundang seorang konselor sekaligus art therapist, Agnes Novita AP, sebagai fasilitator workshop. Agnes mengajak peserta berkegiatan Dalam workshop yang berjudul “Terapi Seni Kolase Menggunakan Sampah Rumah Tangga Dua Dimensi (2D)”.
Sharing session dalam sesi photo view
Dalam kegiatan ini,
sebelum melakukan terapi seni, fasilitator mengajak para peserta untuk
merefleksikan diri terlebih dahulu melalui Photo
View: Points of You dan Sharing
Session. Agnes atau yang akrab disapa Bonbon ini mengungkapkan bahwa
“.....points of you ini berguna untuk
menggali dan memperdalam mengenal diri terkait apa kelemahan, kendala,
dan kekuatan
atau potensi yang dipunya untuk meraih tujuan...”
Sesi
selanjutnya, fasilitator meminta para peserta untuk membuat kolase dalam
kelompok. Peserta yang dihadiri 20 Tuli ini dibagi menjadi 4 kelompok. kolase
yang dibuat menggambarkan tentang
symbol diri dan dibuat dari sampah rumah tangga yang sudah disiapkan.
Membuat kolase tentang simbol diri
Sesi terakhir dari kegiatan ini dilakukan
dengan presentasi kolase masing-masing peserta di dalam kelompok dan
dilanjutkan dengan presentasi perwakilan kelompok. Para peserta menggambarkan
atau menyimbolkan diri sendiri dengan berbagai macam gambar dan interpretasinya
masing-masing.
Presentasi karya kolase oleh peserta
Akbar, salah satu peserta menunjukkan kolasenya yang menggambarkan dirinya dengan seorang yang sedang mengayuh sepeda yang dibubuhi dengan tulisan “awas nanti sakit!”. Akbar menjelaskan, “...hidup itu simpel, untuk menuju tujuan kita harus terus berusaha seperti mengayuh sepeda, tetapi jangan lupa jaga kesehatan!”. Kegiatan workshop yang berlangsung kurang lebih lima jam berjalan lancar.
Seluruh
kegiatan ini dipersembahkan khusus
untuk komunitas Tuli melalui pendanaan dari Biro Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Luar Negeri A.S. Melalui Penyelenggaraan kegiatan ini, peserta
menunjukkan respon dan antusiasme yang sangat bagus.
Harapan dari penyelenggara, tentunya acara seperti ini tidak berhenti sampai di
sini, melainkan perlu adanya kontinuitas atau keberlanjutan serta kolaborasi agar
pengetahuan dan kesadaran terkait
pentingnya kesehatan mental dapat terus ditingkatkan.
0 comments