Terkini di PLD:
Loading...
, ,

Peringatan Hari Tuli Internasional


Yogyakarta, Jumat (30/9). Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga mengadakan peringatan Hari Tuli Internasional (World Deaf Day). Peringatan World Deaf Day sebenarnya sebenarnya diperingati setiap Ahad terakhir bulan September dan tahun ini jatuh pada tanggal 25 September. Acara tersebut diikuti oleh mahasiswa Tuli dan segenap keluarga besar PLD.
Bertemakan “Kita Setara” acara dimulai di depan gedung PAU UIN Sunan Kalijaga. Peserta ditemui oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama3, Dr. H. Waryono, mewakili rekotr yang sedang melakukan kunjungan dinas ke Timur Tengah.
Dalam pesannya, Pak Waryono menyampaikan bahwa perlu adanya kampanye lebih jauh agar semua orang paham isu Tuli.“Kita ini perlu lebih mengenal dan mengetahui agar lebih bisa meningkatkan layanan bagi mahasiswa Tuli."
Mewakili teman-temanny, Anggi yang ditunjuk sebagai juru bicara menjelaskan empat issu yang diusung dalam peringatan ini: (1) aksesisibilitas, (2) bahasa yang sama, (3) penggunaan dwibahasa (bilingual), oral dan isyarat dalam pendidikan, dan terakhir (4) hak pendidikan seumur hidup.
Anggi juga menekankan pentingnya penggunaan istilah Tuli (dengan T kapital, seperti Jawa, Sunda, dan Madura). "Kami tidak mau disebut 'tunarungu'. Kami ini tidak 'tuna'. Para dokter saja yang menyebut kami 'tuna'. Kami ini komunitas Budaya". Dengan begitu, bahasa Tuli setara dengan bahasa Jawa. Budaya Tuli setara dengan Budaya Madura.
Selain Anggi, beberapa mahasiswa tuli juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan masalahnya. Lia, mahasiswi IKS dan pernah diajar oleh Pak Waryono, mengingatkan perlunya para dosen untuk menyapa dan memberikan perhatian tambahan kepada para mahasiswa Tuli agar mereka tidak ketinggalan pelajaran. “Saya berharap ada pembelajaran bilingual. Agar saya bisa memahami materri kuliah,” ungkapnya dalam bahasa isyarat dengan diterjemahkan oleh relawan.
Setelah dialog sosialisasi di PAU, acara dilanjutkan dengan pawai simpati keliling kampus. Hal tersebut bertujuan untuk membuat masyarakat kampus dapat memahami isu-isu komunitas Tuli dan peduli akan hak-hak mereka. Pawai simpati juga dilakukan dengan membagikan permen dan stiker dengan berbagai gambar dan pesan.
Acara peringatan Hari Tuli Internasional akan menjadi agenda rutin tahunan PLD. Kepala PLD, Arif Maftuhin berharap World Deaf Day dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi di tahun mendatang. Demikian halnya dengan hari difabel lain. Seperti hari Barille. “Empat isu yang diusung di Hari Tuli Internasional saya harap dapat terwujud di UIN seiring proses yang dilalui baik oleh program-program PLD maupun civitas akademik lainnya,”  tandasnya. (faroha)

Kabar terkait ...

0 comments