Catatan PLD
Kisah Merawat Akses
Salah satu unsur penting sebuah layanan publik yang inklusif, semisal kampus, adalah tersedianya akses bagi difabel. Dalam banyak kasus, layanan publik tidak menyediakan akses. Dalam sejumlah kasus, akses yang tersedia tidak dirawat dengan baik sehingga tidak dapat digunakan oleh difabel. Lingkungan di UIN Sunan Kalijaga termasuk dalam pernyataan terakhir ini. Kita memiliki gadung-gedung yang sudah dilengkapi rampa, tetapi rampa itu seringkali tidak dapat digunakan oleh difabel karena terhalang oleh mobil yang parkir.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merawat aksesibilitas ini. Pertama, dan terpenting, kesadaran warga kampus. Kita mestinya menyadari bahwa lingkungan yang ramah bagi difabel sesungguhnya juga akan ramah bagi mayoritas warga kita.
Ambillah contoh mobil yang menutup akses rampa difabel itu. Siapa yang dirugikan dan dibuat tidak nyaman oleh mobil-mobil yang parkir di situ? Difabel tentu, tetapi siapa pun pejalan kaki yang melewatinya juga tidak nyaman. Sebaliknya ketika akses itu dijaga, bukan hanya pengguna kursi roda yang menikmati kenyamanannya, tetapi semua pejalan kaki yang hendak ke Fakultas Dakwah.
Kedua, rambu-rambu. Jika kesadaran tidak dapat diharapkan, maka cara kedua yang perlu dilakukan adalah dengan rambu-rambu. Sebenarnya, rambu akses sudah lama kita pasang. Rampa juga sudah lama kita cat biru. Tetapi mungkin masih kurang rambunya.
Karena itulah, para relawan (ya, mereka relawan, bukan tukang cat) mencoba melakukan advokasi dengan turun tangan mengecat jalur ramah difabel ini. Jika semula cat biru hanya di rampa, sekarang cat diperpanjang hingga ke jalan untuk memastikan bahwa tidak ada mobil yang parkir di situ.
Coba perhatikan, siapa yang rugi? Mungkin hanya satu dua orang yang biasa parkir di tempat itu. Tetapi siapa yang akan nyaman melewati garis biru itu? Semua orang.
Kita berharap agar contoh kasus akses rampa itu menjadi ukuran dalam usaha kita untuk mewujudkan kampus yang inklusif. Berpikirlah bahwa fasilitas yang nyaman untuk difabel akan nyaman bagi setiap orang. Salam inklusif.
0 comments