Kolom Relawan
Motivasi Para Difabel untuk Kuliah di UIN Sunan Kalijaga
Hampir setiap orang memiliki motivasi dalam menjalani kehidupan karena dengan adanya motivasi seseorang dapat lebih bersemangat dalam menjalankan apa yang hendak dikerjakannya. Datangnya motivasi dapat melelui diri sendiri maupun orang lain. Motivasi yang datang dari diri sendiri berasal dari semangat yang ada dalam diri sesorang untuk berubah maupun beraktivitas, sedangkan motivasi yang datang dari orang lain berasal dari pengalaman maupun cerita dari orang lain. Menurut Ahmadi perilaku manusia senantiasa dilatarbelakangi oleh adanya motivasi. Beragam motivasi mewarnai kehidupan manusia, misalnya makan karena lapar, ingin mendapat kasih sayang, ingin diterima lingkungannya dan sebagainya.
Ahmadi juga menjelaskan lebih mengenai pengertian dari motivasi yaitu suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat.” Selain itu Winkel mendefinisikan motivasi belajar sebagai “ keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.” Menurut penulis motivasi tidak hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai fisik yang lengkap dan mental yang baik saja, namun motivasi juga dimiliki oleh para difabel baik dalam beraktivitas maupun dalam belajar bagi mereka yang mengenyam pendidikan. Kemudian seperti apa motivasi yang dimiliki oleh para difabel?
Makalah ini akan membahas mengenai motivasi yang dimiliki oleh para difable untuk kuliah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, para difabel juga mempunyai motivasi tersendiri dalam kuliah dan antara satu orang dengan yang lain ada yang sama namun juga ada yang berbeda. Menurut AA, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga semester 3 Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang tuna netra, motivasinya untuk kuliah berasal dari keinginannya untuk sukses dalam mengejar jejak senior para difabel yang dapat sukses di masa depannya. Hal tersebut terbukti dari pekerjaan layak yang dimiliki seniornya,tidak hanya sebagai tukang pijat melainkan sebagai guru. Selain karena tekad yang ada dalam diri AA, dia juga mendapat dukungan dari senior difabel lain yang telah lulus. Keluarga juga turut mendukung karena keluarganya mengiginkan anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan yang setinggi tingginya.
Selain AA, penulis juga mewawancarai mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah semester 9 yang akrab dipanggil WW dan merupakan salah satu mahasiswi yang tuna netra. Motivasinya dalam kuliah berasal dari dalam dirinya sendiri dan dari orang tuanya. Motivasi dari dirinya sendiri berasal dari keinginannya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, yaitu sebagai seorang guru. Sedangkan menurut orang tuanya, anaknya yang mempunyai keterbatasan tersebut akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak jika tidak kuliah.
Sedangkan II, salah satu mahasiswi tuna netra di Fakultas Dakwah termotivasi untuk kuliah karena dengan modal kuliah maka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan tidak hanya sebagai tukang pijat saja. Selain itu menurutnya dengan kuliah maka ia akan mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang merupakan modal utama yang berasal dari otak dan dapat dikembangkan atau diceritakan dan dibagikan pada orang lain. Karena hal tersebutlah II memilih kuliah dari pada kursus. Selain itu juga karena apabila kursus maka keterampilan yang dimiliki hanya terbatas pada hal hal tertentu saja, seperti tukang pijat.
Mahasiswa terakhir yang penulis wawancarai adalah FF, semester 5 Fakultas Dakwah. Motivasi kuliahnya berasal dari diri sendiri dan dukungan orang tua. Dari dirinya sendiri karena keinginannya untuk bekerja secara layak dan keingimannya untuk sukses sebagai seorang wira usaha pada masa depannya.
Teori Motivasi Herzberg / Teori Dua Faktor
Teori ini menjelaskan tentang “adanya pengembangan dari motivasi yaitu berupa motivasional (berasal dari dalam diri seseorang) dan pemeliharaan (berasal dari luar diri seseorang dan dapat menentukan perilaku seseorang)”.
Apabila dikaitkan dengan motivasi para difabel maka faktor yang berasal dari dalam diri seseorang berupa dukungan dari difable sendiri agar dapat bekerja dengan layak pada masa depannya, sehingga memilih kuliah. Sedangkan faktor dari luarnya berupa dukungan dari keluarga dan pihak lain yang telah bekerja dengan layak meskipun sebagai difabel.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini yaitu terdapat adanya penggolongan dalam hal motivasi belajar, antara lain :
a. Dari Diri Sendiri. Hal tersebut berasal dari semangat yang ada dari para difabel untuk kuliah karena mengiginkan pekerjaan yang lebih layak maupun karena keinginannya untuk menuntut ilmu. Contohnya jika diambil dari wawancara dalam penjelasan sebelumnya adalah motivasi Wuri dan Faris yang ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak di masa depannya.
b. Dari Keluarga. Hal ini berupa dukungan dalam bentuk semangat maupun bantuan yang dilakukan oleh keluarga pada anaknya dalam menuntut ilmu. Contohnya jika diambil dari wawancara pada penjelasan sebelumnya yaitu dukungan orang tua Abdullah, Wuri, Irma dan Faris untuk kuliah dan menuntut ilmu setinggi tingginya.
c. Dari Pihak Lain. Hal ini berupa dukungan dari para senior difabel yang dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan memotivasinya sebagai bentuk dukungan pada juniornya, seperti yang dialami oleh Abdullah.
0 comments